Minggu, Februari 14, 2010

NARSIS


Istilah narsis sering terdengar beberapa tahun belakangan. Namun apakah sebenarnya arti dari narsis ini?
Dalam persiapan mengajar Sekolah Minggu di rumah Om Semmy Rumbiak, ternyata sebagian dari kami belum tahu dengan pasti istilah narsis ini… mungkin cuma Kak Nova saja yang ngerti.
Dari Wikipedia, kita tahu bahwa ternyata istilah narsis ini diambil dari legenda Yunani.


Alkisah ada seorang pemuda tampan bernama Narcissus yang menolak cinta seorang bidadari sehingga dia dihukum untuk hanya bisa jatuh cinta pada bayangannya sendiri. Jadi saat Narcissus melihat bayangannya di air kolam yang jernih, dia jatuh cinta pada bayangannya itu. Dia berusaha menggapai bayangannya itu tapi selalu bayangan itu pergi. Gagal mendapatkan cinta akhirnya Narcissus menyendiri, jatuh dalam kolam dan berubah menjadi bunga yang diberi nama bunga Narcissus (mungkin sejenis bakung atau teratai)

Nah dari cerita ini, pada 1911 Otto Rank menggunakan istilah narsisme sebagai istilah yang menunjuk pada sifat sombong yang tidak wajar atau sifat yang suka memuja diri sendiri secara berlebihan.

Wah… ternyata istilah narsis ini sudah lama ya?
Sekarang kita tahu kalau istilah narsis ini mempunyai arti yang negative karena menunjukkan penyimpangan sifat atau karakter dimana seseorang :
1. Tidak tahu malu
2. Berpikir dirinya sempurna
3. Bersikap arogan (mau menang sendiri)
4. Tidak suka akan keberhasilan orang lain dan suka mengejek orang lain
5. Mengharapkan dirinya diperlakukan secara istimewa
6. Suka menyuruh (meremehkan orang lain)
7. Menganggap semua orang ada untuk melayani dirinya

Adalah hal yang aneh saat ada sebuah blog yang mengaku dirinya sendiri sebagai “kumpulan orang narsis”. Jangan –jangan mereka tidak tahu apa itu narsis ya? Karena jaman sekarang ini begitu banyak orang hanya ikut-ikutan arus tanpa mengerti apa itu sebenarnya. Jadi inget, dulu ada juga artis yang diwawancara di infotainment dan bilang “global warming is cool…” he..he..he..

Walau demikian, menurut Sigmund Freud narsisme pada porsi yang wajar sangat dibutuhkan oleh tiap manusia. Artinya memang ada sifat ini sejak dari lahir (bawaan lahir), yaitu sifat ingin dihargai, ingin dipuji, ingin dianggap penting oleh orang lain, dsb. Namun pada porsi yang berlebihan, hal ini akan menyebabkan penyimpangan sifat seperti di atas tadi.

Bagaimana dengan kita?
Apakah kita masih dalam batas normal atau sudah berlebihan?

Kalau kita suka kejar setoran dengan upload foto sebanyak-banyaknya, tag temen sebanyak-banyaknya dengan harapan biar kita ngetop di internet. Add friend sebanyak-banyaknya sampai beratus-ratus bahkan ribuan (padahal yang kenal beneran cuma puluhan) dengan harapan kalau nama kita dicari di google pasti langsung ketemu dsb, maka patut dicurigai kita sudah ikut golongan “narsis yang agak-agak berlebihan”.

Kalau kita terlalu egois, mementingkan diri sendiri tanpa mau melihat orang lain, kita sulit mengakui keberhasilan orang lain dan selalu menganggap diri lebih baik dibanding orang lain, kita juga patut mewaspadai jangan-jangan kita sudah ikut “narsis yang berlebihan”.

Jadi ayo kita melihat diri kita sendiri, renungkan apa motivasi kita atas tindakan kita, bagaimana kita bergaul dengan orang lain, dengan teman dan sesama kita, jangan-jangan kita sudah masuk dalam kategori narcissistic personality disorder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar